Friday, December 9, 2011

Sejarah Pariwisata

Pariwisata dewasa ini adalah sebuah bisnis. Namun demikian, memposisikan  pariwisata  sebagai bagian esensial dalam kehidupan sehari-hari merupakan fenomena yang relatif  baru. Hal ini mulai terlihat sejak berakhirnya Perang Dunia II dimana pariwisata meledak dalam skala besar sebagai salah satu kekuatan sosial dan ekonomi (Macdonald, 2004:7).
Tonggak sejarah dalam pariwisata sebagai fenomena modern dapat ditelusuri dari perjalanan Marcopolo (1254-1324)  yang menjelajahi Eropa sampai ke Tiongkok, untuk kemudian kembali ke Venesi. Kemudian  disusul perjalanan Pangeran Henry (1394-1460), Christopher Colombus(1451-1506),  dan Vasco da Gama (akhir Abad XV). Sedangkan sebagai kegiatan ekonomi, pariwisata baru berkembang pada awal abad  ke-19 dan sebagai industri internasional, pariwisata dimulai tahun 1869 (Crick,1989; Graburn dan Jafari, 1991; Pitana dan Gayatri; 2005).
Di Abad 11 sampai Abad 15 dalam sejarah peradaban barat, terjadi model baru perjalanan manusia untuk melakukan ziarah ke tempat khusus untuk alas an religious.
Selanjutnya abad  17 sampai abad  20 merupakan era perpindahan dan perjalanan manusia melintasi Negara (internasional) dan benua (interkontinental). Ini adalah periode migrasi dimana jutaan manusia meninggalkan satu benua untuk bermukim di benua lain (orang Inggris bermukim dan menjadi penduduk Australia dan Amerika, orang China menjadi penduduk Amerika, dsb). Fenomena terakhir inilah yang menjadi potret awal lahirnya pariwisata, menurut Theobald (2005:6 ; MacDonald, 2004:8 ; dan Wang, 2000:3), motivasi orang berpergian juga bertambah, tidak saja untuk berwisata tetapi juga untuk berdagang (ekonomi), perjalanan religious, perang, migrasi, dan keperluan studi.
Istilah tour telah menjadi perbendaharaan kata dalam bahasa inggris sejak berabad-abad lalu, yang artinya adalah perjalanan ke suatu tempat yang mana orang tersebut akan kembali ke titik awal dari mana dia berangkat. Kata tour berasal dari bahasa Latin (Yunani) yang awalnya berarti ‘alat untuk membuat lingkaran’. Journal of Tourism History mengklaim bahwa sebuah keluarga di Eropa, de la Tour, di tahun 1500-an mempunyai bisnis memberangkatkan orang. Nama keluarga ini kemudian menjadi istilah generic untuk tour/tourist (Leiper, 1983, dalam Leiper, 1990:3). Namun istilah tour yang berarti ‘perjalanan’ baru secara luas dikenal dan dipakai pada abad ke-16.
Sekitar tahun 1740-an di Inggris Raya dan Eropa dikenal dengan istilah Grand Tour  yang berarti perjalanan yang cukup panjang tetapi bersifat menyenangkan untuk tujuan pendidikan  dan tujuan lain yang bersifat budaya oleh orang muda dari kelas atas. Oleh karena itu, leisure tour atau tourism dianggap memiliki cikal bakal dari peradaban Barat. Saat ini setiap tahun jutaan orang meniru pola tersebut, yang secara luas dikenal sebagai kegiatan pariwisata.
Tahun 1840-an Thomas Cook mulai memberangkatkan sekelompok orang (group) dalam paket modern atau tur inklusif. Mula-mula dalam wilayah England dan kemudian berkembang ke daratan Eropa. Di tahun ini merupakan awal dilakukannya perjalanan jauh dengan sistem transportasi missal.
Pada Abad ke-20, khususnya periode tahun 1960-1980, tampak adanya peningkatan pesat pada jumlah orang yang melakukan perjalanan wisata.sejumlah survai mencatat bahwa jumlah orang yang melakukan perjalanan wisata di Negaranya sendiri sebagai wisatawan domestik jauh lenih besar dari wisatawan internasional.
Bagi Indonesia, jejak pariwisata dapat ditelusuri kembali ke dasawarsa 1910-an, yang ditandai dengan dibentuknya VTV (Vereeneging Toeristen Verkeer), sebuah badan pariwisata Belanda, di Batavia. Badan pemerintah ini sekaligus juga sebgai tour operator dan travel agent, yang khususnya mempromosikan Indonesia, khususnya Jawa dan Bali. Pada 1926 berdiri pula, di Jakarta, sebuah cabang dari Lislind (Lissonne Lindeman) yang pada tahun 1928 berubah menjadi Nitour (Nederlandsche Indische Touriten Bureau), sebagai anak perusahaan pelayaran Belanda (KPM). KPM secara rutin melayani pelayaran yang menghubungkan Batavia, Surabaya, Bali, dan Makasar, dengan mengangkut wisatawan (Spillane, 1989; Vickers 1989).



No comments:

Post a Comment